Ciri Karyawan Toxic, Kamu Salah Satunya Awas Susah Naik Gaji

Ini 3 Ciri Karyawan Toxic, Kamu Salah Satunya? Awas Susah Naik Gaji

Ciri Karyawan Toxic, Kamu Salah Satunya? Awas Susah Naik Gaji apakah benar bahwa hanya dengan satu orang karyawan toxic saja, kinerja seluruh karyawan bisa menurun karena pengaruh buruk orang tersebut?

Toxic mindset mengacu pada pemikiran buruk yang selama ini di yakini dalam diri sendiri. Besar kemungkinan pemikiran ini hadir karena trauma, kegagalan, atau kenyataan hidup yang tak sesuai dengan ekspektasi.

Asosiasi HRD di Amerika Serikat, Society of Human Resource Management, menyebutkan bahwa adanya karyawan toxic bisa menurunkan produktivitas serta moral para karyawan di satu perusahaan yang sama. Dan tak menutup kemungkinan, karyawan pun akan terpicu untuk resign dari tempat kerjanya karena karyawan toxic tersebut.

Menurut para CEO ternama, ada tiga ciri karyawan toxic yang harus di waspadai saat Anda merekrut tim kerja baru. Lantas apa kabar jika Anda sendiri adalah salah satu di antara tiga ciri yang di sebut? Waspadalah dan segera perbaiki mindset Anda demi karier yang lebih baik.

Si Paling “Berhak”

CEO LaSalle Network, Tom Gimbel, mengatakan bahwa jangan sekali-kali Anda merasa bahwa Andalah yang paling berhak mendapat promosi atau menerima kenaikan gaji. Orang yang seperti ini akan di nilai sebagai orang yang selalu merasa lebih tinggi dalam hal apapun terhadap rekan kerjanya sendiri.

“(Orang yang selalu bilang bahwa), saya hanya ingin mengerjakan apa yang masuk dalam jobdesk saya, tak mau berusaha lebih, tak mau berkomitmen untuk ini dan itu, dan dia berharap akan menerima imbalan atau bonus, maka dia adalah orang yang tak di inginkan oleh perusahaan,” ujar Gimbel, seperti di kutip CNBC Make It.

Jika Anda menemui rekan kerja seperti ini, jangan hiraukan dan tetaplah bekerja serta tunjukkanlah ke perusahaan bahwa Anda siap untuk meluangkan waktu untuk memberikan kontribusi yang lebih baik.

Baca juga: Strategi Manajemen Risiko dari Analis Octa

Si Manipulatif (Gaslighter)

Istilah gaslighting seringkali di sebut sebagai bentuk manipulasi psikologis yang di buat agar korbannya bisa menyalahkan diri sendiri. Tak hanya dalam urusan asmara, fenomena ini tentu ada di tempat kerja.

CEO dari KUSI Global, Talia Fox, mengatakan bahwa para Gaslighter sering melempar kesalahan ke karyawan lain, hingga membuat karyawan tersebut merasa sangat bersalah.

“Mengakui kesalahan dan memiliki integritas tinggi, adalah hal yang sangat di perlukan. Akuilah dan jujurlah terkait hal ini,” ucap Fox.

Si Paling Nurut (Yes Man)

Beberapa manajer atau supervisor mungkin saja menyukai karyawan Yes Man, lantaran apa yang mereka titahkan tentu akan di kerjakan oleh si Yes Man tanpa pikir panjang. Miliuner kondang pemilik Dallas Maverick, Mark Cuban, sangat membenci Yes Man.

“Saya tidak butuh orang lain untuk mengatakan ‘ya,’ saya bisa mengatakan itu sendiri. Saya membutuhkan orang yang akan selalu menantang pemikiran-pemikiran konvensional dan menantang saya. Dan ketika mereka berpikir jika saya melakukan kesalahan, saya ingin mereka bisa memberitahu saya dan menyampaikan alasannya,” ucap Cuban.

By admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *